
Respons Masalah Kesehatan Pasca-Lebaran
Oleh
A Arsunan Arsin
Pembina Utama FKM Universitas Hasanuddin
(dipublikasikan di Harian Tribun Timur, 22 Juli 2014)
Sedikit hari lagi bulan puasa berlalu, sebulanpenuh kaum muslimin menjalankannya dengan‘menahan’ diri dari semua hal yang bisa membatalkanpuasa termasuk mengistirahatkan pencernaan di siang hari dengan mengekang diri darituntutan makan dan minum. Selama bulan puasa telah terjadi perubahan ritme asupan‘intake’ makanan dan minuman yang diabsobsi oleh sistim pencernaan. Untuk itukondisi yang mesti diwaspadai pascalebaran adalah terjadinya transisi asupankonsumsi secara tiba-tiba dan cenderung tidak terkontrol.
Momentum lebaran merupakan suasana yang penting dan ditunggu-tunggu bagimasyarakat yang telah menjalankan ibadah puasa, momentum ini dimanfaatkanbersilaturrahim dengan saudara, kerabat, handai-tolan dan segenap relasi lainnya untuksaling bermaafan atas segala dosa dan khilaf di masa yang lalu. Momentmenggembirakan ini selalu disertai dengan berbagai suguhan hidangan makanan,minuman dan camilan lainnya. Namun, ada satu hal yang sering terlupakan pada momentum lebaran tersebut, yakni masalah kesehatan !. Pada saat moment lebaranini, berbagai masalah kesehatan patut diwaspadai, antara lain biasanya penyakit diaremengalami peningkatan kasus utamanya pada anak-anak dan orang tua lanjut usia,potensi meningkatnya kekambuhan penyakit seperti jantung, diabetes, hipertensi danpenyakit metabolik lainnya.
Sudah menjadi tradisi, silaturahim saat berlebaran selalu disuguhkan berbagaimacam makanan dan minuman, baik di rumah maupun tempat-tempat yang dikunjungiuntuk bersilaturahmi. Kondisi inilah yang biasanya membuat asupan konsumsi tidakterkontrol apalagi terkesan sebulan penuh ‘menahan’ yang berimpilkasi terjadinya‘balas dendam’ pada berbagai jenis makanan dan minuman.
Faktor lainnya yang bisa menimbulkan masalah kesehatan adalah kondisi tubuh yang kurang fit setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, begitu hari lebarantiba, masyarakat biasanya tanpa istirahat yang cukup dan langsung ‘beraktifitas’ tinggiuntuk merayakan dan bergembira dengan sanak keluarga, tingginya aktifitas fisik iniberpotensi menyebabkan kelelahan dan menurunnya daya tahan tubuh serta rentanterpapar dan tertular penyakit.
Transisi pola makan yang drastis, pola makan selama bulan puasa berbeda denganpola makan setelah berlebaran, sebulan penuh berpuasa tiba-tiba disuguhi anekaragam makanan dan minuman dapat menyebabkan kekagetan pada tubuh danpencernaan. Masyarakat kita biasanya mengalami euforia makanan aliasmengkonsumsi banyak jenis makanan yang dihidangkan sehingga perncernaan yangbiasanya kosong selama bulan puasa menjadi kaget, hal ini biasa disebut dengan‘shock-metabolism’, belum lagi makanan yang dikonsumsi tidak dikontrol dengan baik,keadaan ini meningkatkan risiko terkena penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Penyakit Diare
Diare akut merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek bahkandapat berupa air saja yang frekuensinya tiga kali atau lebih dalam sehari. Biasanyadiare terjadi karena ada infeksi, alergi, keracunan, dan karena malabsorbsi. Selainfaktor tersebut juga karena adanya peran kekagetan pencernaan pascalebaran, bisajuga karena komposisi makanan yang dikonsumsi banyak mengandung santan, pedasdan mengandung asam. Patut juga diwaspadai tingginya potensi makananterkontaminasi dengan zat-zat atau kuman yang bisa menyebabkan diare. Menurutlaporan, angka kejadian diare paling tinggi pascalebaran.
Penyakit jantung, diabetes dan hipertensi
Berbagai penyakit kronik umumnya berisiko mengalami kekambuhan pascalebaran,salah satu faktor penting adalah tidak terkontrolnya asupan makanan yang dikonsumsi,hidangan yang mengandung kadar kolesterol tinggi dengan sangat mudah dijumpaipada saat bersilaturrahim dengan segenap kolega dan kerabat lainnya, tanpapengendalian yang baik maka makanan berkolesterol yang dikonsumsi menjadi pemicukambuhnya berbagai penyakit, seperti makanan asin dan gurih mengandung kadargaram yang tinggi dapat memicu tekanan darah dan hipertensi. Puasa akanmenurunkan matabolisme tubuh, saat berlebaran kondisi seperti ini tiba-tiba berubah,tingginya asupan makanan dan minuman ‘over-feeding’ yang mengandung zat gula,garam dan protein tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah, tinggi kalori dan tinggikadar lemak. Masyarakat yang punya riwayat penyakit seperti jantung, diabetes danhipertensi dengan mudah dapat mengalami kekambuhan akibat tingginya asupanmakanan dengan komposisi yang telah disebutkan dan masyarakat biasa lalai denganriwayat penyakit yang diderita, keadaan ini dapat memicu risiko kekambuhan penyakit. Juga penderita sakit dispepsia atau 'maag' yang sudah sembuh berisiko mengalamikekambuhan karena makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang berlemaksecara berlebihan. Bahkan penyakit asam urat bisa kambuh dan dapat menyerangdisebabkan oleh tingginya konsumsi makanan yang mengandung zat purin sepertimakan ‘jeroan’ daging, hati, otak, ampela, paru dan usus di saat berlebaran.
Akhir kata, selamat merayakan hari lebaran, nikmatilah hidangan yang disajikantanpa berlebihan, tetaplah memperhatikan santapan yang higienis (bersih dan sehat)dan mensikapi nafsu dan selera makan secara proporsional. Bagi masyarakat yangpunya riwayat penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis(diabetes), jantung koroner dan penyakit kronis lainnya, sebaiknya tetap melakukanpengendalian dan menjaga pola makan serta terus menjaga kondisi tubuh sepertiistirahat dan olah raga yang cukup, banyak makan buah-sayuran yang berserat danbanyak minum air putih agar supaya tubuh tetap fit. Kita perlu mengingat pesansahabat rasul Ali bin Abu Thalib ‘tidak ada kesehatan bagi orang yang banyak makan’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar