Label

Rabu, 17 September 2014

PROGRAM S2 EPIDEMIOLOGI FKM UNHAS SHORT COURSE DI MAHIDOL UNIVERSITY

Short Course S2 Epidemiologi di Mahidol University

Minggu, 7 September 2014 19:30 WITA
Short Course S2 Epidemiologi di Mahidol University
Dokumen pribadi Prof Arsunan Arsin 
Prof A Arsunan Arsin
Dosen S2 Epidemiologi Program PascaSarjana FKM Unhas
Melaporkan dari Kampus Unhas Tamalanrea
TRIBUN-TIMUR.COM-Insya Allah kalau tidak ada halangan, Senin tgl 8 September 2014, mahasiswa S2 Epidemiologi Program Pasca Sarjana FKM Unhas Makassar (47 orang mahasiswa dan 3 orang dosen pembimbing: Prof A Arsunan, Prof Ridwan, Dr Ida Leida M Thaha) akan bertolak ke Bangkok Thailand.
Adapun maksud kunjungan tersebut adalah mengikuti short-course dengan tema: Epidemiology contemporer for health servicess.
Kursus singkat (10 - 14 September 2014) akan berlangsung di gedung Public Health kampus Mahidol, Bangkok.
Kami selaku ketua rombongan, Prof A Arsunan Arsin menilai, program course ini sudah menjadi agenda tahunan mahasiswa S2 Epidemiologi tiap angkatan yang telah menyelesaikan 2 semester kuliah.
Melalui pelatihan ini diharapkan menambah wawasan keilmuan Public Health khususnya bidang ilmu Epidemiology. 
Selanjutnya, hasil pelatihan nantinya akan dijadikan bahan pembelajaran di kelas (lesson learnt) dan semakin memantapkan mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir kemagisteran (pembuatan tesis).
Direncanakan juga akan audience dan bersilaturahim dengan pihak Kedutaan RI di Bangkok (dalam hal ini dengan Attase Pendidikan dan Kebudayaan). (*)

WASPADA RISIKO VIRUS Mers-CoV MUSIM HAJI

Tulisan ini dipublikasikan di harian Tribun Timur, tgl 30 Agustus '14.

Waspada Risiko Penularan VirusMERS-CoV Pada Musim Haji

Oleh
A Arsunan Arsin
Pembina Utama FKM
Universitas Hasanuddin

Tidak lama lagi musim haji akan tibajutaan umat muslim seantero dunia akan berbondong ke tempat ibadah di Arab Saudi, khususnya tempat ibadah Kota Makkah dan MadinaBerbagai persiapan telah dilakukan pemerintah masing-masing negara yang penduduknya bersiap melaksanakan ibadah hajitermasuk persiapan mental dan fisik para jamaah. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan berdasarkan kuota haji Indonesia 168.800 jemaah bersiap melakasanakan ibadah haji tahun ini.
Perhatian difokuskan pada aspek kesehatan jemaah sebelum dan selama ibadah haji diArab Saudipemeriksaan kesehatan intens dilakukan petugas sebelum jemaah dinyatakan layak untuk melaksanakan perjalanan ibadah haji. Petugas kesehatan menjelaskan dengan detail mengenai kondisi dan masalah kesehatan di Arab Saudi termasuk masalah kesehatan dan penyakit telah menjadi ‘issu’ terkini dan bakalmengancam’ jiwa jemaah sebagai pendatang tahunan’ tersebut. Issu 
berjangkitnya virus baru lagi merebak di Arab Saudi dan diberi nama virus Mers-CoV (Middle East Respiratory Syndrom Corona Virus) atau corona virus peyebab sindrom pernapasantimur tengahvirus ini telah menelan 301 korban jiwa dari 724 penderita yang terdeteksisejak pertama kali kemunculannya (data resmi Kemenkes Arab Saudi), mengacu dariangka ini mengingatkan tingginya virulensi dan CFR sekitar 41%. Sebelumnyaorganisasi himpunan penyelenggara travel umrah dan haji  telah mengeluarkan suratedaran kepada seluruh anggota organisasi tersebut mengenai pentingnya sosialisasipencegahan dan penularan virus Mers-CoV.  

Sekilas tentang MERS Corona Virus (Mers-CoV)
Virus ini pertama kali diidentifikasi tahun 2012, seorang pria dirawat di rumah sakit King Abdul Aziz  Jeddah, keluhan dengan gejala demam tinggi dan gangguan pernapasandisertai batuk dan nyeri dada. Pria sebelum masuk rumah sakit telah kontak dan terapapar dengan hewan onta peliharaannya dan memberi obat tetes hidung padasembilan ekor onta yang sakitSelanjutnya terdeteksi bahwa antibodi virus yang adapada onta dan antibodi virus yang ada pada pria tersebut sekuen-genom dan identik,mungkin dari situlah penamaan ‘flu onta’ untuk penyakit disebabkan oleh virus ini. VirusMers-CoV kekerabatan masih sangat dekat ‘kembaran’ dari virus SARS yangmenghebohkan masyarakat duniavirus Mers-CoV sampai sekarang belum ditemukanvaksin dan obat yang ‘adequate’ ampuh dan. Masa inkubasi di dalam tubuh 2 – 15 hari.
Binatang yang diperkirakan ‘suspect’ sebagai reservoir adalah ontatelah dilaporkanmemiliki zat antibodi virus Mers-CoVsedangkan kelelawar juga  diwaspadai sebagaireservoir karena dilaporkan ada virus yang menginfeksi kelelawar tertentu di TimurTengah secara genetik identik virus Mers CoV (beta-coronavirus).   Penyakit Mers CoVmemiliki gejala dan tanda pada penderita berupa infeksi pernapasan serius denganbatuknapas pendek atau kesulitan bernapasbiasanya penderita pneumonia,penderita jarang mengalami diaredan pada keadaan lanjut mengalami gagal ginjal.
Penularan
Berdasarkan laporan CDC (Central of Disease Control) terdapat penderita secaraklaster ditemukan di beberapa negara di Timur Tengah dan beberapa negara Eropa,juga dilaporkan ada penderita di Amerika Serikat (sebelumnya pernah mengunjungiArab Saudi). Hal ini memperkuat dugaan penyakit ini penularan sekunder dari manusiake manusia ‘man to man transmitted’. Meskipun belum bisa dipastikan cara penularanvirus initapi penyakit ini menyerang saluran napas dan potensial menular denganperantaraan udara dan droplet (percikan dahak penderita) ‘air-borne disease’,  penularan dengan kontak fisik dan berdekatan/bersentuhan dengan orang yangterinfeksi. Penularan dimungkinkan adanya virus menempel di pakaian dan benda-benda milik penderitapada prinsipnya penularan dapat berlangsung dengan kontakdekat dengan  penderita. Dengan ditemukannya kemiripan virus yang menyerangmanusia,  onta dan kelelawar tertentu di timur tengahmaka onta dan kelelawardianggap  ikut menyebarkan virus Mers-CoV ke masyarakat luas.
Risiko terjangkit virus Mers-CoV berdasarkan data,  jenis kelamin pria lebih berisiko  dibandingkan wanitaini dimungkinkan keaktifan ‘mobile’ mobilitas pria yang tinggiberpengaruh pada daya tahan dan kerentanan tubuh. Faktor risiko lainnya adalahaspek umuranakanak (<= 12 tahun) dimana anak-anak relatif daya tahan tubuhnyabelum optimal dan orang lanjut usia (>= 65 tahun)unsur degenratif terjadi padakerentanan pada fungsi organ menyebabkan daya tahan tubuh menurunSedangkanfaktor pekerjaan antara lain tenaga kesehatan yang benyak bersentuhan dengan orangsakit dan peternak hewankedua jenis profesi ini ralatif lebih berisiko terhadapketerpaparan virus Mers-CoV.            
Upaya pencegahan
Pada musim hajijutaan orang serentak menjalankan ibadah dalam kurun waktu yanghampir bersamaansudah barang tentu sangat sulit menghidari ‘gesekan’ antar jemaah.Kekhawatiran merebaknya virus Mers-Cov di Arab Saudi, khususnya kota Makkah danMadinah merupakan suatu keniscayaanUntuk itu  penting diperhatikan  rekomendasiIDI dalam upaya pencegahanantara laivaksinasi flu sebelum ke tanah suci, selalu mencuci tangan sehabis beraktifitas (higyne perorangan), kurangi kontak dengan benda-benda yang tidak bersih, pastikan mengkonsumsi daging dan susu hewan yangsteril dan sudah masak betul, selalu pakai masker ditengah kerumunan orang, segera menghindar jika ada orang lain yang batuk. Selain itu jemaah menjaga kondisi tubuh dengan aktifitas dan istirahat yang seimbang serta menjaga pola makan.
Akhir kata, selamat menunaikan ibadah haji, semoga mabrur. Aamiinnn....

Rabu, 27 Agustus 2014

Virus Mers-CoV

Virus Mers-CoV ........


Handout transmission electron micrograph shows particles of the Middle East respiratory syndrome coronavirus

       Setelah hampir 2 bulan lamanya tidak ada kasus baru tertular virus Mers Corona menjelang bulan Ramadhan lalu, Kementerian Kesehatan Arab Saudi kembali mendapati pasien baru yang tertular sindrom pernafasan Timur Tengah.
         Dalam pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Arab Saudi hari Senin (25/08) kemarin menyatakan satu orang asal Dammam positif tertular virus Corona. Tercatat sejak kemunculannya di tahun 2012 lalu, virus Mers Corona telah menginfeksi 724 orang, 301 diantaranya meninggal dunia dan 399 lainnya dinyatakan sembuh. Hingga kini masih tedapat 24 pasien yang tertular mers Corona masih dalam perawatan intensif. (Dostor/Ram)


TRAFFIC-JAM DAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

Traffic-Jam dan Masalah KesehatanMasyarakat  

(diterbitkan di harian Fajar Makassar, tgl 28 Juni 2014)
                                 
Oleh                                                            
AArsunan Arsin                               
Pembina Utama FKM  Universitas Hasanuddin.

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu masalah utama perkotaan adalah padatnya kendaraan di jalur lalu lintas jalan-jalan utama, kondisi ini terjadi akibat sangat tidak seimbangnya pertambahan nominal kendaraan (roda empat dan roda dua) dengan ruasjalan raya tersedia. Masyarakat pengguna jalanmerasakan jenuh dengan rutinitas  melelahkan dan  banyak waktu terbuang percuma dan tidak sedikit pengguna jalan kesulitan mengalokasi waktu kerja dan aktifitas kesehariannya.
Kemacetan ‘traffic-jam’ lalu lintas merupakan fenomena umum masyarakat perkotaan di Indonesia, kondisi macet merupakan akumulasi berbagai faktor, antara lain meningkatnya pengguna dan volume kendaraan, perilaku berkendara sebagian masyarakat tidak-sabaran dan cenderung untuk saling mendahului, juga belum optimalnya mematuhi rambu lalu lintas, masih semrawutnya kondisi jalan raya akibat masih ada jalan berlubang dan traffic-light belum semua berfungsi dengan baik. Kemacetan berimplikasi bagi kesehatan pangguna jalan, baik kesehatan mental maupun kesehatan fisik. Pengguna jalan merasakan lelah dan secara psikis  merasakan stres ditandai dengan emosi dan frustrasi. Selain itu kelelahan fisik juga dialami pengguna jalan berupa tubuh terasa pegal, ngilu, rasa mual, pusing dan berbagai keluhan lainnya.

Polusi udara
Hasil pembakaran emisi kendaraan bermotor merupakan penyumbang utama polusi udara 
diperkotaan, pembakaran bahan bakar mesin menghasilkan gas buangan antara lain partikulat gas karbonmonoksida (CO), gas plumbum/timbal (Pb) dan partikulat tersupensi total (TSP), gas buangan menjadi zat polutan dan merupakan  komponen penting yang potensial mengganggu kesehatan.
Efek kesehatan ditimbulkan zat polutan tergantung besarnya paparan (kadarnya di udara dan lama paparan) juga faktor kerentanan individu bersangkutan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa meningkatnya paparan gas buangan di jalan raya berpotensi menyebabkan polusi udara, dan hal ini menjadi sesuatu yang serius karena dapat berimplikasi banyaknya volume asap yang dihirup oleh para pengguna Dampak kesehatan
Kemacetan lalu lintas pada setiap titik ‘spot’ macet memungkinkan terjadinya akumulasi dari berbagai gas buangan kendaraan bermotor, meningkatnya gas buangan yang bercampur di udara inilah menjadi pemicu gangguan kesehatan pada masyarakat yang rutin dan tiap hari terapapar dan terjebak macet lalu lintas.
Berikut dipaparkan hasil pengamatan konsentasi CO, Pb, dan TSP, oleh mahasiswa program Magister Epidemiologi FKM UniversitaHasanuddin di empat titik jalan(perempatan Tello, perempatan Daya, perempatan Masuk Bandara, dan Pertigaan Alauddin), tempat ini paling sering mengalami macet di kota Makassar (Maret 2014)diperoleh konsentrasi rerata  gas karbonmonoksida (CO) adalah 1653,734 ug/Nm3 < nilai baku mutu 10.000 ug/Nm3, gas  plumbum/timbal (Pb) 0,0488 ug/Nm3 < nilai baku mutu 2 ug/Nm3, dan zat debu partikulat tersuspensi total (TSP) 143 ug/Nm3. Mengacupengamatan ini, gas buangan pada tempat titik kemacetan lalu lintas belum masuk kategori ‘berbahaya’ tapi jika setiap hari terpapar gas buangan ‘polutan’ maka diperkirakan akan memicu gangguan kesehatan masyarakat penggunaan jalan.
   
Gas karbonmonoksida (CO)
Gas buangan yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor, ditemukan konsentrasinya meningkat di jalan padat lalu lintas dan lebih tinggi lagi pada tempat-tempat atau spot macet yang sudah menjadi rutinitas harian..    
Karbon monoksida yang dihirup manusia dapat menghalangi organ-organ tubuh untuk mendapatkan oksigen dengan cara mengikat sel darah merah yang seharusnya membawa oksigen. Pada jumlah kecil dapat menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen yang dikirim ke otak, organ dan otot lainnya. Anak-anak rentan  karena organ tubuh masih dalam masa pertumbuhan. Penderita penyakit jantung dan penyakit paru merupakan kelompok masyarakat paling 
rentanterhadap paparan karbonmonoksidaJuga ibu hamil berisiko   kurangnya pasokan oksigen  dalam plasenta dan janin yang berimplikasi pada bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.

Gas plumbum/timah (Pb)
Salah satu sumber polutan timbal adalah penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, Pada pembakaran bensin, hasil gas buang timbal organik berubah bentuk menjadi timbal anorganik. Timbal yang terhirup manusia setiap hari akan diserap, disimpan dalam darah. Gas ini dapat diabsorbsi tubuh melalui saluran pernafasan, kulit dan membran mukosa.
Sebagian gas buangan timbal masuk kealiran darah dan paru-paru, selebihnya masuk kedalam sistim pencernaan dan  dikeluarkan melalui feces, urin dan keringat.Timbal dapat menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronik. Gejala yang timbul berupa mual, muntah, sakit perut, bisa berlanjut kelainan fungsi otak, anemi dankerusakan ginjal. Pada keracunan kronik (menahun) menjadi target adalah organsusunan saraf pusat (SSP) dapat  menimbulkan gejala seperti depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, gelisah, daya ingat menurun, sulit tidur, halusinasi dan kelemahan otot.


Partikulat Tersuspensi Total (TSP)
Partikulat debu bersumber dari abrasi tanah, debu jalan ataupun akibat agregasisisa gas buangan pembakaran. Partikulat debu berada di udara dalam kurun wakturelatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara kemudian dihirup masuk ke dalam tubuh manusia.
Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara,ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1mikron sampai dengan 10 mikron dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli (gangguan sistim pernapasan)Partikulat debu yang lebih besar dapat menyebabkan iritasi saluran pernaaasan, mata dan kulit.







RESPONS MASALAH KESEHATAN PASCALEBARAN

Respons Masalah Kesehatan Pasca-Lebaran

Oleh
A Arsunan Arsin
Pembina Utama FKM Universitas Hasanuddin

(dipublikasikan di Harian Tribun Timur, 22 Juli 2014)

Sedikit hari lagi bulan puasa berlalusebulanpenuh kaum muslimin menjalankannya denganmenahan diri dari semua hal yang bisa membatalkanpuasa termasuk mengistirahatkan pencernaan di siang hari dengan mengekang diri darituntutan makan dan minum. Selama bulan puasa telah terjadi perubahan ritme asupan‘intake’ makanan dan minuman yang diabsobsi oleh sistim pencernaan. Untuk itukondisi yang mesti diwaspadai pascalebaran adalah terjadinya transisi asupankonsumsi secara tiba-tiba  dan cenderung tidak terkontrol.
Momentum lebaran merupakan suasana yang penting dan ditunggu-tunggu bagimasyarakat yang telah menjalankan ibadah puasa, momentum ini dimanfaatkanbersilaturrahim dengan saudara, kerabathandai-tolan dan segenap relasi lainnya untuksaling bermaafan atas segala dosa dan khilaf di masa yang lalu. Momentmenggembirakan ini selalu disertai dengan berbagai suguhan hidangan makanan,minuman dan camilan lainnya. Namun, ada satu hal yang sering terlupakan pada momentum lebaran tersebut, yakni masalah kesehatan !. Pada saat moment lebaraniniberbagai masalah kesehatan patut diwaspadaiantara lain biasanya penyakit diaremengalami peningkatan kasus utamanya pada anak-anak dan orang tua lanjut usia,potensi meningkatnya kekambuhan penyakit seperti jantung, diabetes, hipertensi danpenyakit metabolik lainnya.
Sudah menjadi tradisisilaturahim saat berlebaran selalu disuguhkan  berbagaimacam makanan dan minuman,   baik di rumah maupun tempat-tempat yang dikunjungiuntuk bersilaturahmi. Kondisi inilah yang biasanya membuat asupan konsumsi tidakterkontrol apalagi terkesan sebulan penuh ‘menahan’ yang berimpilkasi terjadinyabalas dendam pada berbagai jenis makanan dan minuman.
Faktor lainnya yang bisa menimbulkan masalah kesehatan adalah kondisi tubuh yang kurang fit setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuhbegitu hari lebarantibamasyarakat biasanya tanpa istirahat yang cukup dan langsung beraktifitas’ tinggiuntuk merayakan dan bergembira dengan sanak keluargatingginya aktifitas fisik iniberpotensi menyebabkan kelelahan dan menurunnya daya tahan tubuh serta rentanterpapar dan tertular penyakit.
Transisi pola makan yang drastispola makan selama bulan puasa berbeda denganpola makan setelah berlebaransebulan penuh berpuasa tiba-tiba disuguhi anekaragam makanan dan minuman dapat menyebabkan kekagetan pada tubuh danpencernaan. Masyarakat kita biasanya mengalami euforia makanan aliasmengkonsumsi banyak jenis  makanan yang dihidangkan sehingga perncernaan yangbiasanya kosong selama bulan puasa menjadi kaget, hal ini biasa disebut dengan‘shock-metabolism’, belum lagi makanan yang dikonsumsi tidak dikontrol dengan baik,keadaan ini meningkatkan risiko terkena penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Penyakit Diare
Diare akut merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek bahkandapat berupa air saja yang frekuensinya tiga kali atau lebih dalam sehari. Biasanyadiare terjadi karena ada infeksi,  alergi, keracunandan karena malabsorbsiSelainfaktor tersebut juga karena adanya peran kekagetan pencernaan pascalebaranbisajuga  karena komposisi makanan yang dikonsumsi banyak mengandung santan, pedasdan mengandung asam. Patut juga diwaspadai tingginya potensi makananterkontaminasi dengan zat-zat atau kuman yang bisa menyebabkan diare. Menurutlaporanangka kejadian diare paling tinggi pascalebaran.

Penyakit jantung, diabetes dan hipertensi
Berbagai penyakit kronik umumnya berisiko mengalami kekambuhan pascalebaran,salah satu faktor penting adalah tidak terkontrolnya asupan makanan yang dikonsumsi,hidangan yang mengandung kadar kolesterol tinggi dengan sangat mudah dijumpaipada saat bersilaturrahim dengan segenap kolega dan kerabat lainnyatanpapengendalian yang baik maka makanan berkolesterol yang dikonsumsi menjadi pemicukambuhnya berbagai penyakitseperti makanan asin dan gurih mengandung kadargaram yang tinggi dapat memicu tekanan darah dan hipertensi Puasa akanmenurunkan matabolisme tubuhsaat berlebaran kondisi seperti ini tiba-tiba berubah,tingginya asupan makanan dan minuman ‘over-feeding’ yang mengandung zat gula,garam dan protein tinggi dapat meningkatkan kadar gula darahtinggi kalori dan tinggikadar lemak.   Masyarakat yang punya riwayat penyakit seperti jantung, diabetes danhipertensi dengan mudah dapat mengalami kekambuhan akibat tingginya asupanmakanan dengan komposisi yang telah disebutkan dan masyarakat biasa lalai denganriwayat penyakit yang dideritakeadaan ini dapat memicu risiko kekambuhan penyakit.  Juga penderita sakit dispepsia atau 'maag' yang sudah sembuh berisiko mengalamikekambuhan karena makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang berlemaksecara berlebihan. Bahkan penyakit asam urat bisa kambuh dan dapat menyerangdisebabkan oleh tingginya konsumsi makanan yang mengandung zat purin sepertimakan ‘jeroan’ daginghatiotakampelaparu dan usus di saat berlebaran.
Akhir kataselamat merayakan hari lebaran, nikmatilah hidangan yang disajikantanpa berlebihantetaplah memperhatikan santapan yang higienis (bersih dan sehat)dan mensikapi nafsu dan selera makan secara proporsional. Bagi masyarakat yangpunya riwayat penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis(diabetes), jantung koroner dan penyakit kronis lainnyasebaiknya tetap melakukanpengendalian dan menjaga pola makan serta terus menjaga kondisi tubuh sepertiistirahat dan olah raga yang cukup,  banyak makan buah-sayuran yang berserat danbanyak minum air putih agar supaya tubuh tetap fit. Kita perlu mengingat pesansahabat rasul  Ali bin Abu Thalib ‘tidak ada kesehatan bagi orang yang banyak makan’.