Jumat, 30 Mei 2014
Kamis, 29 Mei 2014
Ketua Umum PB IDI Kecam Pelaku Penyerangan HMI Pangkep Sabtu, 8 Februari 2014 21:35 WITA
Ketua Umum PB IDI Kecam Pelaku Penyerangan HMI Pangkep Sabtu, 8 Februari 2014 21:35 WITA
MAKASSAR,TRIBUN-TIMUR.COM-Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Zaenal Abidin MH Kes mengutuk pelaku penyerangan kegiatan latihan kader (LK) II Intermediate Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Pangk
ep, di Gedung Islamic Centre, Pangkep, Jumat (7/2/2014) malam.
Mantan aktivis HMI ini menyampaikan kekesalannya saat berkunjung di Kafe Biru, Jl Boulevard, Panakkukang, Makassar, Sabtu (8/2/2014) siang. Zaenal Abidin bersama epidemolog terkemuka Prof Dr drg Andi Arsunan Arsin MKes, Abbas Hadi dan Dekan Fakultas Hukum UMI Hasby Ali.
"Kami mengutuk keras penyerangan kegiatan adik-adik HMI di Pangkep itu. Itu sangat melukai para alumni HMI. Aksi ini sama halnya mereka langsung menyerang institusi pengkaderan HMI. Ini harus diusut," kata Zaenal Abidin.
Prof Andi Arsunan Arsin yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas juga mengecam penyerangan bertopeng di Pangkep itu.
"Adik-adik HMI di sana sedang melaksanakan tujuan yang sangat mulia. Lalu kenapa justru diserang, ini harus diusut tegas," katanya.
Hasby Ali mendesak Kapolres Pangkep untuk segera memproses kasus tersebut. Bahkan, Hasby berjanji akan mengajak para alumni HMI sederetnya mengusut kasus tersebut hingga ke Mabes Polri.
"Kami akan bawa ke Mabes Polri apabila jajaran kepolisian di daerah ini tidak menanganinya secara maksimal," tegas Hasby Ali. (*)
MAKASSAR,TRIBUN-TIMUR.COM-Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Zaenal Abidin MH Kes mengutuk pelaku penyerangan kegiatan latihan kader (LK) II Intermediate Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Pangk
ep, di Gedung Islamic Centre, Pangkep, Jumat (7/2/2014) malam.
Mantan aktivis HMI ini menyampaikan kekesalannya saat berkunjung di Kafe Biru, Jl Boulevard, Panakkukang, Makassar, Sabtu (8/2/2014) siang. Zaenal Abidin bersama epidemolog terkemuka Prof Dr drg Andi Arsunan Arsin MKes, Abbas Hadi dan Dekan Fakultas Hukum UMI Hasby Ali.
"Kami mengutuk keras penyerangan kegiatan adik-adik HMI di Pangkep itu. Itu sangat melukai para alumni HMI. Aksi ini sama halnya mereka langsung menyerang institusi pengkaderan HMI. Ini harus diusut," kata Zaenal Abidin.
Prof Andi Arsunan Arsin yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas juga mengecam penyerangan bertopeng di Pangkep itu.
"Adik-adik HMI di sana sedang melaksanakan tujuan yang sangat mulia. Lalu kenapa justru diserang, ini harus diusut tegas," katanya.
Hasby Ali mendesak Kapolres Pangkep untuk segera memproses kasus tersebut. Bahkan, Hasby berjanji akan mengajak para alumni HMI sederetnya mengusut kasus tersebut hingga ke Mabes Polri.
"Kami akan bawa ke Mabes Polri apabila jajaran kepolisian di daerah ini tidak menanganinya secara maksimal," tegas Hasby Ali. (*)
Dampak Bencana Alam Terhadap Kesehatan Masyarakat
Alam semesta menyimpan sejuta keindahan dan manusia sebagai penghuni
selayaknya mampu memelihara dan mengelolanyadengan baik sebagai
ciptaan Tuhan. Alam semesta juga menyimpan banyak misteri dimana
manusia tidak mampu mengurainya satu persatu. Untuk itu, dalam kondisi
berbeda alam semesta bisa saja menunjukkan ‘fenomena’ melalui bencana
alam, kondisi ini terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan ekosistem.
Banyak kondisi bencana alam yang kejadiannya secara alamiah ‘natural
disaster’, dan tidak sedikit bencana alam terjadi karena ulah dan
kelalaian manusia ‘man made disaster’.
Natural Disaster
Bencana alam terjadi oleh karena ‘kemauan’ alam, artinya kondisi alam yang berada dalam posisi sewaktu-waktu terkena bencana. Indonesia adalah salah satu negara dengan posisi yang strategis dan potensial timbul bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung, tanah longsor, banjir dan tsunami. Kondisi ini tidak terlepas dari letak geografis dan pemetaan musim (hujan dan kemarau) di beberapa wilayah. Bencana gempa bumi dan tsunami diakibatkan oleh pergeseran lempeng tektonik di lapisan kerak bumi, mengingat di Indonesia terdapat garis lempeng tektonik Indo-Australia, sehingga ‘lempengan’ tersebut sewaktu-waktu dapat bertabrakan di dasar laut dan berakibat gempa bumi.
Made Disaster
Bencana alam seperti ini terjadi karena ulah dan kelalaian manusia. Misalnya dengan berbagai aktifitas pembangunan infrastruktur, penebangan pohon tidak terkendali, pembukaan lahan dimana-mana (pemukiman dan tanah garapan). Kondisi ini berpotensi mengurangi tempat/daerah resapan air, ditambah perilaku suka buang sampah di sungai dan saluran air lainnya, dan pada gilirannya dapat menyebabkan banjir lokal ataupun banjir bandang. Faktor perilaku lainnya yang potensial menyebabkan bencana adalah membakar dan atau buang puntung rokok di hutan, hal ini dapat menyebabkan kebakaran hutan, selain terjadi penggundulan hutan juga asap yang berlebihan dapat menjadi bencana bagi manusia.
Dampak Kesehatan
Beberapa gangguan kesehatan pascaterjadinya bencana alam. Dampak letusan gunung berapi adalah tercemarnya udara dengan abu (vulkanik) yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari silika, mineral, dan bebatuan, khlorida, natrium, kalsium, magnesium, sulfur dioksida, gas hidrogen sulfide atau nitrogen dioksida, serta beberapa partikel debu. Benda-benda ini berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
Paparan debu sangat berbahaya bagi bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang dengan penyakit paru kronis seperti asma. Debu gunung berapi bisa mengakibatkan luka bakar, iritasi pada kulit dan mata, atau penyakit infeksi dan pernapasan seperti pneumonia dan penyakit paru akibat debu yang mengandung silika. Gas yang keluar dari gunung berapi adalah gas yang larut dalam air, karbondioksida, dan sulfur dioksida. Sulfur dioksida dapat menyebabkan gangguan pernapasan, baik pada orang sehat maupun penderita penyakit paru. Secara umum berbagai gas dari letusan gunung berapi dalam dosis rendah dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan, tapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan sesak napas, sakit kepala, pusing serta pembengkakan atau penyempitan saluran napas.
Masalah kesehatan pascatsunami adalah kerusakan multisektoral antara lain kerusakan fasilitas kesehatan, sehinga anggota masyarakat yang sakit atau cacat akibat ‘serangan’ tsunami mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan seperti pengobatan yang adequat. Kondisi kesehatan lingkungan pascatsunami memprihatinkan dengan sanitasi yang buruk. Minimnya fasilitas air bersih, binatang perantara bibit penyakit merajalela (tikus, lalat, nyamuk dan zoonosis lainnya) yang potensial menimbulkan epidemi penyakit (malaria, demam berdarah, filariasis, cikungunya, leptospirosis, kolera, diare, dan penyakit infeksi lainnya). Tak kalah pentingnya adalah beban ‘trauma’ psikis yang berkepanjangan bagi yang kehilangan anggota keluarga dan harta benda lainnya. Selanjutnya kurang tersedianya sandang dan pangan yang memadai mengakibatkan anggota masyarakat mengalami kekurangan ‘intake’ zat makanan atau gizi yang optimal.
Beberapa penyakit yang potensial mengganggu kesehatan masyarakat dan perlu diwaspadai pascabanjir adalah diare. Penyakit ini berkaitan erat dengan konsumsi air bersih untuk minum dan memasak. Saat musim penghujan, khususnya saat banjir, banyak sumber air bersih termasuk sumur dan air ledeng ikut tergenang dan tercemar, sehingga kondisi ini berdampak pada sulitnya mengakses air yang layak untuk dikonsumsi. Diare dapat menular dengan cepat dari satu individu ke individu lainnya karena selain akses air bersih yang sulit juga kontaminasi kuman ‘agent’ diare bisa menjalar ke tempat-tempat yang menjadi sumber mata air minum bersama. Penyakit lainnya yang terkait dengan kontaminasi air adalah kelainan yang timbul seperti iritasi kulit, kutu air, dermatitis dan penyakit kulit lainnya. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan pada genangan air, khususnya pada anak-anak yang memanfaatkan genangan air untuk bermain.
Demam berdarah (DBD), malaria, filariasis, dan chikungunya juga meningkat prevalensinya pascabanjir.
Dampak lain bencana alam dalam skala besar adalah memunculkan banyak tenda pengungsi atau dengan kata lain anggota masyarakat yang selamat biasanya diungsikan dan ditampung sementara di tempat pengungsian. Masalah muncul karena penanganan pengungsi biasanya tidak optimal, khususnya dari aspek kesehatan. Kelompok penduduk paling rentan terhadap di tempat pengungsian adalah kelompok bayi dan balita, kelompok manusia lanjut usia, kelompok wanita dan ibu hamil dan menyusui.
Kelompok anak bayi dan balita, kondisi tempat pengungsian biasanya “tidak ramah” sehingga bayi sangat rentan terhadap penyakit tertentu seperti campak, ISPA dan diare. Kelompok anak balita tingkat kerentanannya pada masalah kekurangan gizi, penyakit infeksi seperti tetanus, diare dan ISPA dan penyakit kulit. Kelompok manusia lanjut usia (Manula) tingkat kerentanannya tinggi karena ‘keterbatasan’ fisik, kepadatan penghuni bisa memicu penyakit TB paru, ISPA dan penyakit infeksi lainnya.
Sedangkan kelompok terakhir yang cukup rentan adalah kelompok wanita dan ibu-ibu, biasanya karena ‘keterbatasan’ fasilitas dan sarana sehingga wanita mengalami kesulitan, misalnya wanita yang mengalami ‘datang-bulan’ padahal akses air bersih terbatas dan ibu menyusui rentan dengan berbagai risiko kesehatan baik untuk dirinya maupun untuk bayinya.(*)
Oleh:
A Arsunan Arsin
Guru Besar Epidemiologi FKM Universitas Hasanuddin
http://makassar.tribunnews.com/2014/03/13/dampak-bencana-alam-terhadap-kesehatan-masyarakat
Natural Disaster
Bencana alam terjadi oleh karena ‘kemauan’ alam, artinya kondisi alam yang berada dalam posisi sewaktu-waktu terkena bencana. Indonesia adalah salah satu negara dengan posisi yang strategis dan potensial timbul bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung, tanah longsor, banjir dan tsunami. Kondisi ini tidak terlepas dari letak geografis dan pemetaan musim (hujan dan kemarau) di beberapa wilayah. Bencana gempa bumi dan tsunami diakibatkan oleh pergeseran lempeng tektonik di lapisan kerak bumi, mengingat di Indonesia terdapat garis lempeng tektonik Indo-Australia, sehingga ‘lempengan’ tersebut sewaktu-waktu dapat bertabrakan di dasar laut dan berakibat gempa bumi.
Made Disaster
Bencana alam seperti ini terjadi karena ulah dan kelalaian manusia. Misalnya dengan berbagai aktifitas pembangunan infrastruktur, penebangan pohon tidak terkendali, pembukaan lahan dimana-mana (pemukiman dan tanah garapan). Kondisi ini berpotensi mengurangi tempat/daerah resapan air, ditambah perilaku suka buang sampah di sungai dan saluran air lainnya, dan pada gilirannya dapat menyebabkan banjir lokal ataupun banjir bandang. Faktor perilaku lainnya yang potensial menyebabkan bencana adalah membakar dan atau buang puntung rokok di hutan, hal ini dapat menyebabkan kebakaran hutan, selain terjadi penggundulan hutan juga asap yang berlebihan dapat menjadi bencana bagi manusia.
Dampak Kesehatan
Beberapa gangguan kesehatan pascaterjadinya bencana alam. Dampak letusan gunung berapi adalah tercemarnya udara dengan abu (vulkanik) yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari silika, mineral, dan bebatuan, khlorida, natrium, kalsium, magnesium, sulfur dioksida, gas hidrogen sulfide atau nitrogen dioksida, serta beberapa partikel debu. Benda-benda ini berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
Paparan debu sangat berbahaya bagi bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan orang dengan penyakit paru kronis seperti asma. Debu gunung berapi bisa mengakibatkan luka bakar, iritasi pada kulit dan mata, atau penyakit infeksi dan pernapasan seperti pneumonia dan penyakit paru akibat debu yang mengandung silika. Gas yang keluar dari gunung berapi adalah gas yang larut dalam air, karbondioksida, dan sulfur dioksida. Sulfur dioksida dapat menyebabkan gangguan pernapasan, baik pada orang sehat maupun penderita penyakit paru. Secara umum berbagai gas dari letusan gunung berapi dalam dosis rendah dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan, tapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan sesak napas, sakit kepala, pusing serta pembengkakan atau penyempitan saluran napas.
Masalah kesehatan pascatsunami adalah kerusakan multisektoral antara lain kerusakan fasilitas kesehatan, sehinga anggota masyarakat yang sakit atau cacat akibat ‘serangan’ tsunami mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan seperti pengobatan yang adequat. Kondisi kesehatan lingkungan pascatsunami memprihatinkan dengan sanitasi yang buruk. Minimnya fasilitas air bersih, binatang perantara bibit penyakit merajalela (tikus, lalat, nyamuk dan zoonosis lainnya) yang potensial menimbulkan epidemi penyakit (malaria, demam berdarah, filariasis, cikungunya, leptospirosis, kolera, diare, dan penyakit infeksi lainnya). Tak kalah pentingnya adalah beban ‘trauma’ psikis yang berkepanjangan bagi yang kehilangan anggota keluarga dan harta benda lainnya. Selanjutnya kurang tersedianya sandang dan pangan yang memadai mengakibatkan anggota masyarakat mengalami kekurangan ‘intake’ zat makanan atau gizi yang optimal.
Beberapa penyakit yang potensial mengganggu kesehatan masyarakat dan perlu diwaspadai pascabanjir adalah diare. Penyakit ini berkaitan erat dengan konsumsi air bersih untuk minum dan memasak. Saat musim penghujan, khususnya saat banjir, banyak sumber air bersih termasuk sumur dan air ledeng ikut tergenang dan tercemar, sehingga kondisi ini berdampak pada sulitnya mengakses air yang layak untuk dikonsumsi. Diare dapat menular dengan cepat dari satu individu ke individu lainnya karena selain akses air bersih yang sulit juga kontaminasi kuman ‘agent’ diare bisa menjalar ke tempat-tempat yang menjadi sumber mata air minum bersama. Penyakit lainnya yang terkait dengan kontaminasi air adalah kelainan yang timbul seperti iritasi kulit, kutu air, dermatitis dan penyakit kulit lainnya. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan pada genangan air, khususnya pada anak-anak yang memanfaatkan genangan air untuk bermain.
Demam berdarah (DBD), malaria, filariasis, dan chikungunya juga meningkat prevalensinya pascabanjir.
Dampak lain bencana alam dalam skala besar adalah memunculkan banyak tenda pengungsi atau dengan kata lain anggota masyarakat yang selamat biasanya diungsikan dan ditampung sementara di tempat pengungsian. Masalah muncul karena penanganan pengungsi biasanya tidak optimal, khususnya dari aspek kesehatan. Kelompok penduduk paling rentan terhadap di tempat pengungsian adalah kelompok bayi dan balita, kelompok manusia lanjut usia, kelompok wanita dan ibu hamil dan menyusui.
Kelompok anak bayi dan balita, kondisi tempat pengungsian biasanya “tidak ramah” sehingga bayi sangat rentan terhadap penyakit tertentu seperti campak, ISPA dan diare. Kelompok anak balita tingkat kerentanannya pada masalah kekurangan gizi, penyakit infeksi seperti tetanus, diare dan ISPA dan penyakit kulit. Kelompok manusia lanjut usia (Manula) tingkat kerentanannya tinggi karena ‘keterbatasan’ fisik, kepadatan penghuni bisa memicu penyakit TB paru, ISPA dan penyakit infeksi lainnya.
Sedangkan kelompok terakhir yang cukup rentan adalah kelompok wanita dan ibu-ibu, biasanya karena ‘keterbatasan’ fasilitas dan sarana sehingga wanita mengalami kesulitan, misalnya wanita yang mengalami ‘datang-bulan’ padahal akses air bersih terbatas dan ibu menyusui rentan dengan berbagai risiko kesehatan baik untuk dirinya maupun untuk bayinya.(*)
Oleh:
A Arsunan Arsin
Guru Besar Epidemiologi FKM Universitas Hasanuddin
http://makassar.tribunnews.com/2014/03/13/dampak-bencana-alam-terhadap-kesehatan-masyarakat
Curiculum Vitae
RIWAYAT
HIDUP
Nama : Prof. Dr. drg. H. A. Arsunan Arsin, M.Kes.
Tempat/Tgl. Lahir : Ujung
Pandang, 3 November 1962
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
NIP : 19621231 199103 1 178
Pangkat/Golongan : Pembina
Utama / IVe
Pekerjaan :
Dosen FKM Unhas
Status perkawinan : Kawin
Nama Isteri :
Hj. A. Aisyah, SE, M.Si.,Ak.
Nama Anak : 1. A. Agum Aripratama
2. A. Anastasya Ariska
Alamat Rumah : Komp. Dosen Unhas Tamalanrea Blok GI
No. 12 Makassar.
Pendidikan Formal :
1973 : Sekolah Dasar Negeri di Kab. Soppeng
1976 : SMP
Negeri di Kab. Soppeng
1980 : SMA
Negeri di Kab. Soppeng.
1990 : Dokter
Gigi FKG Unhas Makassar
1995 : Magister Kesehatan PPs Unair, Surabaya
2004 : Doktor Ilmu Kedokteran
PPs Unhas Makassar
Riwayat
Pekerjaan :
- Dosen FKM Universitas Hasanuddin sejak 1991 sampai sekarang
- Dosen luar biasa dalam mata kuliah Pengantar Epidemiologi dan Epidemiologi Penyakit Menular, pada Program Studi IKM Unsrat Manado, Program Studi IKM Unhalu Kendari, FKM Unmul Samarinda, FKM Unismuh Palu, FKM UG Gorontalo, STIKES Bima NTB dan STIK Makassar.
- Tim Supervisi Mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin (1995 – 1998)
- Sekretaris Bagian Epidemiologi FKM Universitas Hasanuddin (1998 – 2002)
- Anggota Senat Fakultas Kesehatan Masyarakat (1998 – sekarang)
- Tim Perbaikan/revisi Statuta Universitas Hasanuddin (2001)
- Fasilitator PSBH (Problem Solving for Better Health) PSBH FKM Universitas Hasanuddin (2001 – 2007)
- Ketua Bagian Epidemiologi FKM Universitas Hasanuddin (2002 – 2006)
- Sekretaris Pengelola Program Magister Kesehatan (S2 Epidemiologi) PPS FKM Universitas Hasanuddin (2002 – 2011).
- Anggota Senat Universitas Hasanuddin (2006 – sekarang)
- Anggota Forum Kota Sehat Makassar (2006 – 2007)
- Kepala Pusat Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat LPPM Universitas Hasanuddin (2007 – 2011)
- Anggota Majelis Guru Besar FKM Universitas Hasanuiddin (2007- sekarang)
- Anggota Kolegium Nasional Ilmu Epidemiologi (2008)
- Anggota Tim Assesor Sertifikasi Dosen Universitas Hasanuddin (2008 – sekarang).
- Anggota Tim Teknis Dewan Guru Besar Universitas Hasanuddin (2009 - sekarang).
- Sekretaris Senat Fakultas Kesehatan Masyarakat (2010 – 2014).
- Ketua Konsentrasi S2 Epidemiologi PPS FKM Universitas Hasanuddin (2011 – 2015).
Riwayat
Kepangkatan/Golongan:
- 1 Maret 1991 CPNS
- Juli 1992 Penata Muda Gol. III/a
- Oktober 1994 Penata Muda Tk.I Gol. III/b
- April 1997 Penata Gol. III/c
- April 1999 Penata Tk I Gol. III/d
- Oktober 2004 Pembina Gol. IV/a
- April 2007 Pembina Tk.I Gol. IV/b
- Oktober 2009 Pembina Utama Muda Gol. IV/c
- Oktober 2011 Pembina Utama Madya Gol. IV/d
- April 2014 Pembina Utama Gol IV/e
- 1 Desember 2006 Guru Besar
Karya Ilmiah (Publikasi)
a. Buku :
- M.N. Bustan, Arsunan, A.A.; Pengantar Epidemiologi, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1997
- Arsunan, A.A.; Malaria di Indonesia (Tinjauan Aspek Epidemiologi). Masagena Press. Makassar, 2012
- Arsunan, A. A., ; Epidemiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Masagena Press. Makassar, 2013.
b. Publikasi terpilih:
- Arsunan, A.A., Murtini; Efektivitas Supplement Tablet Besi dan Vitamin C terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung Kab. Maros. Jurnal Medika Nusantara, Vol. 23, No.4, Makassar, Oktober 2002.
- Arsunan A.A.; Analisis Penggunaan Obat Tradisional pada Penderita Malaria di P. Kapoposang. Jurnal Medika Nusantara, Vol. 24, No.3, Makassar, Juli 2003.
- Arsunan, A.A., Nasry Noor, N, Syafruddin, D., Yusuf, I.; Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian Malaria di P.Kapoposang. Jurnal Medika, No.12, XXIX, Jakarta, Des 2003.
- Arsunan A.A., Kandarani, S., Nasry Noor, N.; Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Karies Rampan di Kec. Samarinda Ulu, Bulletin Penelitian, Unhas, Vol. XIX, Makassar, Des 2003.
- Arsunan, A.A., Azriful, Aisyah; Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar. Jurnal Medika Nusantara, Vol. 25, No. 3, Makassar, Juli – September 2004.
- Arsunan, A.A., Wahiduddin; Factors related to dengue hemorrhagic fever (DHF) in Makassar city. Jurnal Kedokteran YARSI, Vol. 12 (2), Jakarta, Agustus 2004.
- Arsunan, A.A., Habib, N.; Faktor Risiko yang berhubungan dengan Tingkat Keparahan Penyakit Periodontal pada Penderita Diabetes Mellitus di RSW Sudirohusodo Makassar. Jurnal Medika, No.02, XXXII, Jakarta, Februari 2006.
- Arsunan, A.A.; The analysis of climate factors and malaria occurrence in Kapoposang Island, Pangkajene District South Sulawesi, Jurnal Kedokteran YARSI, Vol. 14 (1), Jakarta, April 2006.
- Arsunan, A.A., Achmad, D., Amiruddin, R.; Analisis perbandingan malaria klinis dan pemeriksaan mikroskopis dalam diagnosis malaria di Puskesmas Hitu, Ambon, 2006. Jurnal Medika, No.11, XXXIII, Jakarta, November 2007.
- Arsunan, A.A, Fadli Yusuf, E.; Analysis of displidemia as risk factors of hearing loss in PT Inco Employees Soroako. (Proceeding) “The41 APACPH Conference”, Taipe, Taiwan, Des-2009.
- Arsunan, A.A, A. Konfirmasi Pemeriksaan Mikroskopik Terhadap Diagnosis Klinis Malaria, 2012. Jurnal Kesmas Nasional, No. 6, Vol.6, Hal 277-282. Jakarta, Juni 2012
- Arsunan, A.A, A. Pola Spasial Kasus Malaria Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Halmahera Tengah. Jurnal Masyarakat Epidemiologi Indonesia, No. 2, Vol.1, Hal 84-89. Jakarta, Juni- Desember 2012
- Arsunan, A.A, Ade Devriany.; Eco-Epidemiology Analysis of Dengue Hemorrhagic Fever Endemicity Status in Sulawesi Selatan Province, Indonesia. International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT) Volume 2, Issue 9, September 2013
- Bernadus Sanjaja, Arsunan, A.A,.Nur Nasry Noor, Armyn Nurdin; A Simple Score to Predict Malaria Occurrence in Keerom, Papua : A Prospective Cohort Study Analyzed by Multivariate Logistic Regression, Volume 4, Issue 2, Februari 2014
- Bernadus Sanjaja, Arsunan, A.A,.Nur Nasry Noor, Armyn Nurdin; Dominant Malaria Risk Factors in Keerom Papua, Indonesia : A Prospective Cohort Study Analyzed by Multivariate Logistic Regeressin. International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 4, Issue 3, Maret 2014.
Penelitian :
- Ketua peneliti, “Analisis Epidemiologi terhadap Kejadian ISPA pada Anak Balita yang bermukim di Pesisir Pantai”, OPF, 1995.
- Ketua peneliti, “Pola Penyakit dan Karakteristik Penderita di RSUD Takalar”, DPP, 1996.
- Ketua peneliti, “Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan Nilai Evaluasi Murni (NEM) pada Tiga Semester Pertama Mahasiswa FKM Unhas”, OPF, Dikti, 1997.
- Ketua peneliti, “Hubungan Status Gizi (pola makan dan ragam konsumsi) dengan Terhambatnya Erupsi Gigi pada Anak Balita di Kec.Liukang Tupabbiring Kab. Pangkep”, BBI, Dikti, 1999.
- Ketua peneliti, “Assessment Penguatan Masyarakat dalam Penanggulangan Penyakit Masyarakat Perkotaan”, Bappeda Kota Makassar, 2003.
- Ketua peneliti, “Analisis Epidemiologi Kejadian Malaria pada Daerah Kepulauan di Kab. Pangkep Prop. Sulawesi Selatan, 2004.
- Ketua peneliti, “Survai base-line data Kesehatan Masyarakat Kab. Gorontalo”, 2006.
- Ketua peneliti, “Gambaran asupan zat gizi dan status gizi penderita TB Paru di Kota Makassar” , 2012
- Ketua peneliti, “Analisis Faktor Lingkungan dan Gerakan PSN DBD Terhadap Densitas Larva Nyamuk Aedes aegypty dan Kejadian DBD di Daerah Endemis DBD Kota Makassar” , 2013
- Anggota peneliti, “Analisis Pola Pangan pada Masyarakat di Daerah Dataran Tinggi dan Dataran Rendah dan Pesisir Pantai di Kab.Polewali Mamasa”, CHN3, 1998.
- Anggota peneliti, “Pengkajian dan Implementasi Dampak Desentralisasi terhadap Penyakit Endemis Menular di Daerah Potensial Wabah”, Dinkes Sul-Sel, 2002.
- Anggota peneliti, “Penilaian dan Evaluasi Sistem Informasi dan Penggunaannya di Puskesmas Sebagai Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Survailan”, WHO, 2003
- Anggota peneliti, “Mosquito and the Control of Mosquito-Borne Disease in Kapoposang Island, Sulawesi, Indonesia”, 2003.
- Anggota peneliti, “Intestinal Parasitic Infections in Kapoposang Island, Sulawesi, Indonesia”, 2003.
- Anggota peneliti, “Survai base-line data kesehatan Rumah Sakit PT INCO”, 2006.
- Anggota peneliti “Effects of extract of guajava’s leaft (psidium guajava L) on increasing the number of thrombocyte and cytokine level in dengue patients in Makassar City,”, Diknas, 2008.
- Anggota peneliti, “Studi cross-sectional kejadian penyakit malaria di Kab. Hal-Sel Maluku Utara, WHO, 2008-2009.
Pelatihan
:
- Penelitian Dosen Muda; Lembaga Penelitian Unhas, Makassar, 1992.
- Pengembangan penelitian dosen; GMSK-IPB kerjasama CHN3, Cisarua Bogor, Agustus 1996.
- Pengembangan Penelitian dan Survailans; PS-IKM UGM kerja sama CHN3, Yogyakarta, April 1997.
- Problem Solving Better Health; PSBH-UI kerjasama Dreyfus Health Foundation - United States of America, Jakarta, April 2000.
- Pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP): Unhas, Makassar, April 2006.
- Short-course; “HIV/AIDS, Prevention and Control “, Mahidol University, Bangkok, 3 – 16 Desember 2006.
- Combatting the Scourge of Dengue Fever;Unhas kerjasama GDLN-Australia dan Chulalongkorn University, Thailand, Makassar, 30 Okt – 19 Nov 2007.
- Learning by objective; FETP (Field Epidemiology Training Program) FKM UI kerjasama WHO, Bandung, 10 – 14 Desember 2007.
- Short-course; “Behavior Epidemiology”, College Public Health, Philippines University, Manila, 13 – 20 April 2009.
- Try-out Epidemiological Trial; Bali Indonesia, 27-28 November 2010.
- Assesor BAN-PT Diknas, Batam, 2-5 Desember, 2010.
- Short Course Enviromental Health and Disaster Management training, Brisbane Australia. 27-29 Oktober 2012
- Short Course Disaster Management, Mahidol University, Bangkok. Juli 2013
Penghargaan :
- Medika Award untuk Artikel Jurnal. Jakarta, 2004.
- Poster Awarded untuk Artikel Poster, APACPH, Bangkok, 2006.
Presentasi :
- Analisis epidemiologi kejadian malaria di daerah kepulauan Kab. Pangkep. “Seminar Ilmiah Dies Natalis FKM UH”, Makassar, Desember 2004.
- Pengaruh faktor iklim terhadap kejadian malaria di daerah kepulauan. “Seminar ilmiah KONAS JEN XI”, Makassar,10-12 Juni 2005.
- Dinamika penularan Malaria.”Pertemuan Petugas Survailens P2M tingkat Propinsi Sul-Sel” Makassar, Mei 2005
- Malaria dari aspek genetik dan lingkungan. “Pertemuan Petugas Survailens P2M tingkat Propinsi Sul-Sel”, Makassar, Juli 2006
- Hubungan karakteristik keluarga, pola pengasuhan dan konsumsi dengan status gizi anak di bawah dua tahun pada suku Bajo dan Tolaki Prop. Sul-Tra. “Seminar Ilmiah JEN”, Jakarta, 24 Agustus 2006.
- Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan container indeks jentik nyamuk Ae. Aegypti di Makassar. Simposium Ilmiah “KONAS APNI II kerjasama Undip”, Semarang, 31 Agustus 2006.
- The analysis of climate factors and malaria occurrence in Kapoposang Island, South Sulawesi Province. (Poster) “The38 APACPH Conference” Bangkok, Thailand, 4-6 Desember 2006.
- Pengaruh Kepadatan Anopheles terhadap kejadian Malaria di Pulau Kapoposang. “Seminar Ilmiah KONAS JEN XII” Semarang, Juli 2007.
- Pengaruh sikap dan tindakan terhadap pencegahan penyakit Flu Burung di Kab. Sidrap Sul-Sel. ”Seminar Ilmiah KONAS (IAKMI) X” Palembang, 23 Agustus 2007.
- Analysis of the risk factors toward the prevalence of obesity at senior high school children in Manado City. (Poster) “The39 APACPH Conference”, Saitama, Japan, 23-24 November 2007.
- Peran Epidemiologi dalam perencanaan kesehatan Kabupaten. ”Lokakarya Perencanaan Kesehatan Kabupaten”, Dinkes Kab. Bone Bolango, Gorontalo, 8 Desember 2007.
- Faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kab. Maluku Tengah Prop. Maluku tahun 2006. ”Simposium Ilmiah Unhas kerjasama APNI Pusat”, Makassar, 23 Agustus 2008.
- Risk factors of traffic accident of patient in Labuang Baji Hospital, Makassar, Indonesia, (Poster) ”The Second Asia-Pacific Conference on Injury Prevention” Hanoi, Vietnam, 4-6 Nov 2008.
- Risk factors of traffic accident of patient in Labuang Baji Hiospital, Makassar, Indonesia. (Oral) “The40 APACPH Conference” Kuala Lumpur, Malaysia, 8-10 Nov 2008.
- Efektifitas penggunaan Insecticide Treated Bed-Net (ITN) / kelambu berinsektisida terhadap kejadian Malaria di Kab. Halmahera Barat. ”Seminar Ilmiah KONAS IAKMI XI, Bandung, 2-4 Agustus 2010.
- Epidemiologi Penyakit Menular Bersumber Binatang. ”Pertemuan Penyusunan Master Plan Litbang P2B2 Donggala,”, Donggala, 29 Agustus 2010.
- An Analysis of Factors Related to the Incidence of Malaria in Children Below Five Years Old Sirimau, Ambon City; (Poster) “The42 APACPH Confefence”, Bali, Indonesia, 24-26 November 2010.
- “Epidemiologi Penyakit Akibat Kerja (PAK)”; Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Umum Kab.Pangkep, Pangkep, 10 Februari 2011.
- ”Health Care Delivery Cronic Disease”; Pelatihan Peningkatan SDM (In House Training), RSIA Fatimah, Makassar, 16 Juni 2011.
- “Surveilans dan Penyelidikan Vektor”; Pelatihan Entomologi Bagi Pengelola Program, Dinas Kesehatan Prop. Sul-Sel, Makassar, 12 September 2011.
- An analysis of risk factors in the Incidence of Diabetes Mellitus at the General Hospital in Southheast Sulawesi Province, 2010. (Poster) “The43 APACPH Conference” Seoul, Korea, 20 – 22 Oktober 2011.
- Risk factors Affecting the Incidence of Coronary Heart at Disease at the Dr. Wahidin Sudohusodo General Hospital in Makassar, 2010. (Oral) “The43 APACPH Conference” Seoul, Korea, 20 – 22 Oktober 2011.
- ”Refleksi Pembangunan Kesehatan, Tantangan dan Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat Menuju MDGs” Seminar Nasional Unhalu, Kendari, 3 Desember 2011.
- ”Indikator Epidemiologi Lingkungan”; Pelatihan Epidemiologi Lingkungan Pada Pengelola Instalasi Diklat BTKL PPM Kelas I Makassar, Makassar, 28 Februari 2012.
- Oral Presentatation APACPH 44th Conference Colombo, Srilangka. 15-17 Oktober 2012
- Poster Presentation APACPH 44th Conference Wuhan, China. 24-27 Sebtember 2013
- “Surveilans dan Penyelidikan Vektor”; Pelatihan Pengendalian Vektor. Bagi Petugas Pengelola Program, Dinas Kesehatan Prop. Sul-Sel, Makassar, 25 Juni 2014.
- “Comunicable and non-comunicable Disease”; Pelatihan Surveilans Epidemiologi Bagi Petugas KKP dan Puskesmas Dalam Wilayah Sekitar Pelabuhan Makassar, KKP Kls 1 Makassar, 22 Agustus 2014.
Studi Banding:
- Mahidol University (2006, 2013, 2014)
- Philippines University (2009)
- Universitas Kebangsaan Malaysia (2010)
- Griffith University, Brisbane Australia (2012)
Langganan:
Postingan (Atom)